Ruang Ngetik
Senin, 10 Juli 2017
Yha gua Ferry. Ini
tulisan tidak faedah yang kesekian.
Entah
sejak kapan aku suka nulis-nulis gini. Mungkin karena masa kecilku suka baca
komik, maupun majalah gitu. Terdengar seperti kutu buku. Tapi memang ku suka
itu. Sedih rasanya ketika ternyata buku-buku lamaku sudah tiada. Padahal
kuingin membacanya lagi. Apalagi waktu itu belum kenal onlen-onlen. Jadi pasti gak ada duplikatnya lagi.
Tapi.
Dari sekian banyak seni tentang menulis. Sekian banyak jenisnya. Entah itu cerpen,
biografi, puisi, sajak, rima, pribahasa, semboyan, dan lainnya. Semua aku suka.
Hanya ada satu jenis tulisan yang menyebalkan, “Kata Mutiara”. Entah siapa yang menciptakan term tersebut. Apalagi kata-kata yang sok memotivasi.
“Hidup
tuh menyebalkan JING!
Jangan sok
hepi, orang lain gapeduli lu bahagia kek gimana, nangislah ketika kau sedih,
karena kepedihan yang dipendam hanya akan berlarut-larut, jadi lepaskan saja.
Tapi jangan
sok sedih juga, punya masalah diumbar-umbar, seakan hidup lu paling berat
sedunia, emang dengan begitu masalah lu kelar? Rangorang pada nolongin? Kagak
jing, mereka tuh cuma kepo.
Sekali lagi,
hidup tuh menyebalkan! Huvt.”
Tuh
quotes gue. Dasar manusia. Gak semua
kata mutiara nan bijak bisa cocok dengan semua orang. Tiap orang tuh punya
kondisinya masing-masing. Orang-orang hebat di masanya, mereka bisa bikin quotes begitu, berani dengan pede bilang
begitu, karena mereka mengalaminya sendiri. Mereka berhasil bangkit dari
suramnya hidup ini, dan sukses, lalu mereka jadikan kesuksesan mereka bahan
untuk memotivasi orang lain. Tapi itu mereka, bukan elo. Itu jalan suksesnya
mereka, yang sudah ditakdirkan Tuhan ya begitu. Tiap orang punya jalan
suksesnya masing-masing.
Waktu
itu ada temen siapa gitu lupa namanya. Dia bilang gini.
“Luhidup
banyak duit tapi gabahagia buat apa”
Tolol banget! Dasar Tolol!. Itu Cuma kalimat yang dibuat-buat. Cuma yang
hidupnya serba kecukupan yang bisa ngomong gitu. Gak pernah kan lu, bingung mau
makan apa karena gak punya duit?
Yasudala.
Akhir kata. Intinya ku benci kata mutiara. Terlebih yang dipake buat pencitraan
doang. Bye.
Komentar
Posting Komentar