Self Reminder

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Rabu, 26 Juni 2019 Siapakah kita jika suatu saat sakit dan tak berdaya? Sakit adalah perkara yang sudah pasti dihindari oleh banyak orang. Beberapa waktu lalu seorang sahabat jatuh sakit. Namanya Ruben Bentiyan , biasa dipanggil Mang Randu . Dan tadi pagi Mang Randu baru saja diizinkan untuk pulang. Pulang sebagai pasien yang harus tetap beristirahat dan dirawat di rumah. Kita semua bisa mengalami apa yang dialami oleh Mang Randu dengan berbagai variasi: sakit yang berbeda atau hal lain, misalnya trauma, depresi, dipecat, masuk tahanan entah karena apa, dan lainnya, dan lainnya. Kalau kita mengalami itu, kehilangan seluruh kapasitas survival kita tersebut, pertanyaanya: daya dukung apa yang kita miliki? Dan seberapa panjang? Merenungkan hal ini mirip dengan ketika kita belajar ilmu sosial tentang masyarakat atau komunitas yang mengalami “ syok ” dan “ krisis ”. Lumrahnya, yang pertama-tama akan mendukung kita adalah keluarga. Tapi, berapa lama dan seberapa kuat kelu...

#Journal67 - Sehari Bersana Randu


Kamar Jendela Macet
Senin, 06 Mei 2019

Beberapa hari yang lalu, aku mengunjungi rekanku semasa sekolah dulu. Sebut saja namanya Randu. Setelah cukup lama tak berjumpa, ia terlihat cukup riang dan bersemangat. Apakah karena kala itu bertepatan dengan hari buruh? Sebab sepanjang jalan ia selalu membicarakan May Day dengan antusias. Randu memang begitu sih anaknya.

Aku menemaninya dari siang sampai tengah malam. Mengantar sana-sini. Dimulai dari setelah Shalat Dzuhur berjamaah, aku mengatarnya ke RS PMI. Kupikir ada anggota keluarganya disana, ternyata dia akan menjalani pemeriksaan. Aku lupa nama penyakit yang dideritanya. Dan gak tau juga check up nya seperti apa. Intinya dia bilang bahwa ada gangguan pada otak sebelah kirinya yang menyebabkan motorik halusnya tidak berfungsi dengan baik. Cukup kaget aku mendengarnya.

Setelah dari sana Randu minta diantar ke Warung Jambu, beli harddisk. Terus Randu mengajakku mengunjungi tempat ngopi, Rumah Kopi Ranin namanya. Sesampainya disana, ternyata dia cukup akrab dengan barista dan para pekerja disana. Sambil menikmati kopi, mereka asyik mengobrol, tapi aku banyak diemnya. Soalnya aku gak ngerti soal kopi. Sialan, ramai juga tempat ini! Pelanggan datang silih berganti, tak ada habisnya. Dan satu hal yang menarik, sikap barista melayani pelanggannya cukup cuek, bahkan bisa dibilang tengil. Tapi itu ciri khas tersendiri, dan pelanggan pun tidak begitu mempermasalahkan.

Okelah, habis itu berangkat lagi cari warteg. Setelah kenyang pulang ke kontrakan. Ternyata jalan menuju kontrakan macet sekali. Karena sudah adzan Maghrib, kita pun mampir dulu ke teman terdekat disitu, numpang sholat. Aku benci macet. Aku pun ingin lewat jalan tikus saja. Meskipun tidak begitu hapal jalan, toh kalo nyasar masih daerah Bogor ini.

Tibalah di kontrakan. Lelah. Dan tiba-tiba sepertinya Randu mendapat kabar yang kurang baik. Aku tak tau pasti apa, yang jelas ia Nampak sedih dan terpukul. Menjelang malam ia mengajakku ke Amaliah. Bawa gitar kecil. Mau ngamen ceritanya. Tapi sampai disana, bertemu dengan salah seorang rekannya. Dan kita malah berangkat ke daerah Cibedug. Disana Randu curhat panjang lebar, melampiaskan seluruh kekesalannya. Sampai tak terasa sudah tengah malam. Dan aku kayaknya sakit perut. Pamitlah kita, dan pulang lagi menuju kontrakan. Tadinya aku mau menemaninya di kontrakan. Tapi aku rasanya kangen rumah.

Cukup senang wara-wiri dengannya. Dan capek juga. Semoga panjang umur serta sehat selalu sob, semesta memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Biodata With Flash