Self Reminder

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Rabu, 26 Juni 2019 Siapakah kita jika suatu saat sakit dan tak berdaya? Sakit adalah perkara yang sudah pasti dihindari oleh banyak orang. Beberapa waktu lalu seorang sahabat jatuh sakit. Namanya Ruben Bentiyan , biasa dipanggil Mang Randu . Dan tadi pagi Mang Randu baru saja diizinkan untuk pulang. Pulang sebagai pasien yang harus tetap beristirahat dan dirawat di rumah. Kita semua bisa mengalami apa yang dialami oleh Mang Randu dengan berbagai variasi: sakit yang berbeda atau hal lain, misalnya trauma, depresi, dipecat, masuk tahanan entah karena apa, dan lainnya, dan lainnya. Kalau kita mengalami itu, kehilangan seluruh kapasitas survival kita tersebut, pertanyaanya: daya dukung apa yang kita miliki? Dan seberapa panjang? Merenungkan hal ini mirip dengan ketika kita belajar ilmu sosial tentang masyarakat atau komunitas yang mengalami “ syok ” dan “ krisis ”. Lumrahnya, yang pertama-tama akan mendukung kita adalah keluarga. Tapi, berapa lama dan seberapa kuat kelu...

#Journal109 - Semua Orang Adalah Guru


Senin, 16 Desember 2019

Kasih orangtua memanglah sepanjang masa. Orangtua mana yang tak ingin melihat anaknya sukses dan bahagia. Kemarin, aku berkesempatan ngobrol dengan salah seorang pekerja bangunan yang sedang beristirahat di mushola. Kita ngobrol ngalor ngidul. Beliau menggunakan bahasa Sunda yang sangat lemes. Saking halusnya, beberapa kata tidak bisa kumengerti. Aku malu. Aku ingin sekali memakai bahasa sehalus itu dalam pergaulan sehari-hari. Tapi yaa dasar anak-anak muda. Kurang afdhol rasanya kalau tidak saling mengumpat. Seakan sudah menjadi bumbu dalam obrolan sebaya.

Beliau, sang pekerja bangunan bertanya banyak hal. Dan juga bercerita banyak hal. Yang membuatku tersentuh adalah cerita tentang keluarganya. Beliau memiliki 2 orang putri. Anak yang pertama sudah menikah, dan yang kedua baru saja lulus Sekolah Menengah Kejuruan tahun ini. Aku hanya diam mendengarkan cerita beliau. Walau ada beberapa kata yang asing, intinya aku paham apa yang dimaksud. Beliau bercerita dengan antusias. Wajahnya ceria. Semakin jauh bercerita, semakin sendu suaranya. Ku tengok keluar, langit sudah mendung. Suara gemuruh petir seolah menjadi titik dan koma dalam sela-sela cerita. Kemudian tak lama pun hujan. Air turun dari langit membasahi bumi. Dan juga turun dari mata membasahi pipi.

Sejenak aku merenung. Aku membandingkan lelahku dengan lelah beliau. Lelahku sungguh tidak ada apa-apanya. Sungguh malu mengetahui kenyataan bahwaasannya aku adalah hamba yang selalu banyak mengeluh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Biodata With Flash