Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Self Reminder

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Rabu, 26 Juni 2019 Siapakah kita jika suatu saat sakit dan tak berdaya? Sakit adalah perkara yang sudah pasti dihindari oleh banyak orang. Beberapa waktu lalu seorang sahabat jatuh sakit. Namanya Ruben Bentiyan , biasa dipanggil Mang Randu . Dan tadi pagi Mang Randu baru saja diizinkan untuk pulang. Pulang sebagai pasien yang harus tetap beristirahat dan dirawat di rumah. Kita semua bisa mengalami apa yang dialami oleh Mang Randu dengan berbagai variasi: sakit yang berbeda atau hal lain, misalnya trauma, depresi, dipecat, masuk tahanan entah karena apa, dan lainnya, dan lainnya. Kalau kita mengalami itu, kehilangan seluruh kapasitas survival kita tersebut, pertanyaanya: daya dukung apa yang kita miliki? Dan seberapa panjang? Merenungkan hal ini mirip dengan ketika kita belajar ilmu sosial tentang masyarakat atau komunitas yang mengalami “ syok ” dan “ krisis ”. Lumrahnya, yang pertama-tama akan mendukung kita adalah keluarga. Tapi, berapa lama dan seberapa kuat kelu...

#Journal35 - Akhir Tahun yang Gak Akhir-Akhir Amat

Rak Buku Multifungsi Kamis, 20 Desember 2018 Sebentar lagi tahun berganti. Aku mengingat kembali apa saja yang telah terjadi selama 1 tahun kebelakang. Hmm… Tidak ada yang signifikan! Eh tunggu dulu. Bukankah masih diberi umur panjang merupakan suatu hal yang patut disyukuri? Belakangan, aku merasa gagal. Rasanya, diriku yang sekarang tak ada bedanya dengan aku 1 tahun yang lalu. ahh ffaakkkkk! Kini aku sakit perut. Sakit tenggorokan. Sakit punggung. Dan sakit-sakit lainnya yang mengganggu selonya hari-hariku. Akhir kata, menjelang pergantian tahun ini aku mau mengucapkan terimakasih kepada semua rekanku. Rekan sekolah yang bertemu lagi. Rekan kerja. Rekan yang tak dikenal di tengah jalan. Mbak-mbak Indomaret. Dedek gemes yang sering lewat. Ade adean bawel. Dan semua rekan yang datang dan pergi. Pokoknya semua. Trims sudah mau berteman denganku. Lovyuuu All :* wkwkwkwk~

#Journal34 - Membaca Adalah Melawan~

Kamar Berantakan Sabtu, 15 Desember 2018 Hari ini, aku bingung. Bingung kenapa diri ini begitu tak berdaya. Apakah bujuk rayu setan telah berhasil? Apakah aku mulai lelah untuk melawan? Apakah pikiranku mulai tercuci dengan stereotip yang selama ini aku tentang? Atau memang bukan itu penyebabnya? Wallahu’alam Btw . Beberapa bulan terakhir aku menginvestasikan lembaran-lembaran rupiahku menjadi buku-buku. Meskipun aku belum bisa 100% menumbuhkan budaya literasi pada diriku, setidaknya aku sudah niat dan melakukan langkah awal dengan mengoleksi beberapa. Dan nampaknya, yang kulakukan juga berhasil mempengaruhi beberapa temanku. Contohnya saja Thoriq teman sekelas di SMK, Gilang teman serayon, juga pak Aden rekan di tempat kerja. Kadang, ingin aku meyakinkan semua orang tentang pentingnya membaca (terutama buku). Tapi setelah dipikir lagi, untuk apa memaksakan suatu hal? Force Positivity , bukankah itu yang selama ini aku tentang? Lalu apa bedanya aku dengan mereka yang ku...

#Journal33 - Kadang, Malas Itu Perlu

Sofa yang Tercemar Selasa, 11 Desember 2018 Ya Allah, rasa malasku sedang memuncak. Apa iya aku selemah ini? Apa iya aku sepecundang ini? Sangat menyebalkan rasanya ketika tahu diriku tak berdaya, huvt.

#Journal32 - Semua Pernah Bucin Pada Masanya

Gedung Yang Itu~ Jum’at, 07 Desember 2018 Hari ini, seperti biasa, aku mulai dilanda perasaan yang campur aduk. Perasaaan yang membuatku ingin terus berkhayal, sangat ingin sampai aku takut mewujudkannya. Perasaan yang membahagiakan, namun semakin dirasa malah semakin menyakitkan. Ahh… aku pun bingung mengungkapkannya bagaimana. Btw . Beberapa hari ke belakang aku tidur larut malam. Terlalu larut. Memandang telepon genggam. Yaa. Apalagi kalo bukan chattingan . Huvt, aku mulai candu dengan teknologi sialan ini!! Teman chatting-ku ini seorang wanita. Lebih tepatnya dedek tapi gak gemes-gemes amat. Ehh kayaknya bukan dedek, kan seumuran. Selama chatting dengannya, aku mau tak mau membiasakan diri menggunakan emot-emot, merespon setiap balasannya, bahasa yang sedikit manja, dan lainnya, dan lainnya. Ohiya, dan rasanya setiap percakapan selalu diakhiri dengan kata “semangat yaa J ” atau “kamu pasti bisa”. Yahh gitu-gitu. Hmm… stereotip masa remaja ditengah standar hidup yan...

#Journal31 - Aku dan Ironiku

Katulampa Jum’at, 14 September 2018 Aku percaya bahwa semua orang hidup dengan ironinya masing-masing. Yaa gaktau juga sih, tapi itu yang aku lihat pada kebanyakan orang, termasuk diriku sendiri. Yaa contohnya yang aku alami sekarang. Dulu aku tidak menganggap penting uang, aku berpikir tak masalah kalaupun harus hidup serba cukup bahkan miskin, dan yaa memang sejak lulus SMK perekonomian keluargaku tidak signifikan. Sampai sekarang, semakin lama rasanya tidak ada perubahan, aku jenuh, aku kesal pada diriku sendiri, bahkan semakin diingat lagi membuatku semakin kesal betapa hidupku gini-gini aja. Sungguh lingkaran setan. Aku dan ironiku. Aku yang pede ngomong di depan teman supaya agar selalu menjaga kewarasan, nyatanya diriku sendiri yang hampir hilang kewarasannya. Aku yang selalu memberi nasihat kepada teman agar bersabar dan jangan sampai keluar dari pekerjaan mereka, nyatanya diriku sendiri yang stress dan ingin lekas kabur dari segala rutinitas kehidupan. Ya Allah...

#Journal30 - Aku Pengen Nikah

Katulampa Kamis, 10 Mei 2018 Sibuk dunia, lupa maya. Sudah mulai jarang bikin tulisan. Bahkan hampir tidak ingat kalo aku punya blog gajelas seperti ini. Dalam rangka meningkatkan minat baca & menulis Indonesia pribadi, maka aku berniat untuk bikin curhatan lagi. InsyaAllah tiap hari kalo sempat. Tadi sedikit flashback dengan membaca ulang tulisanku dari #Journal1 sampai yang terakhir. Hmm… sedikit cringe dan geli. Ternyata setahun kebelakang aku begitu suicidal gitu yaa. Sangat suram. Alhamdulillah sekarang sudah punya cukup kesibukan. Walau tetap miskin. Karena memang bukan uang tujuanku. Tapi gak munafik, aku pun butuh uang. Sekarang. Hmm… nganu Ya Allah. Masih banyak impianku yang belum terwujud. Bahkan mulai pun belum sama sekali. Apakah impianku akan selamanya sekadar mimpi? Wallahu’alam. Harapannya sih, kalo aku sampai tidak bisa mewujudkannya, semoga anak cucuku bisa. Hmm… Bicara soal anak cucu. Jadi teringat ketika jaman sekolah. Dulu, aku sempat m...