Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Self Reminder

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Rabu, 26 Juni 2019 Siapakah kita jika suatu saat sakit dan tak berdaya? Sakit adalah perkara yang sudah pasti dihindari oleh banyak orang. Beberapa waktu lalu seorang sahabat jatuh sakit. Namanya Ruben Bentiyan , biasa dipanggil Mang Randu . Dan tadi pagi Mang Randu baru saja diizinkan untuk pulang. Pulang sebagai pasien yang harus tetap beristirahat dan dirawat di rumah. Kita semua bisa mengalami apa yang dialami oleh Mang Randu dengan berbagai variasi: sakit yang berbeda atau hal lain, misalnya trauma, depresi, dipecat, masuk tahanan entah karena apa, dan lainnya, dan lainnya. Kalau kita mengalami itu, kehilangan seluruh kapasitas survival kita tersebut, pertanyaanya: daya dukung apa yang kita miliki? Dan seberapa panjang? Merenungkan hal ini mirip dengan ketika kita belajar ilmu sosial tentang masyarakat atau komunitas yang mengalami “ syok ” dan “ krisis ”. Lumrahnya, yang pertama-tama akan mendukung kita adalah keluarga. Tapi, berapa lama dan seberapa kuat kelu...

#Journal100 - Family 100~

Rabu, 25 September 2019 Gak kerasa sudah 100 judul omong kosong yang aku tulis. Awalnya kupikir konyol sekali jika aku membuat jurnal dari sekumpulan bualanku dalam menjalani hidup. Tapi setelah dipikir lagi kayaknya bagus juga membuat jurnal buat latihan menulis. Pelan-pelan saja. Jurnal ini masih jauh dari kata sempurna, bahkan cenderung dekat dengan ketidaksempurnaan. Ketidaksempurnaan seorang pemuda yang masih gemar berleha-leha. Ketidaksempurnaan seorang pemuda yang gagap dan ceroboh dalam banyak hal. Ketidaksempurnaan kisah yang biasa dan menyebalkan. Dan ketidaksempurnaan perkara duniawi lainnya yang tidak disebut satu-persatu. Jurnal ini tentu saja bukan jurnal yang istimewa. Jurnal ini adalah penanda. Aku masih ada. Aku masih tetap berusaha. Aku masih tetap mencintai, sekaligus membenci kehidupan ini. Karena sejatinya cinta dan benci adalah satu kesatuan.

#Journal99 - Nomaden~

Rabu, 25 September 2019 Ketika kita tinggal dalam suatu lingkungan tertentu, mengerjakan rutinitas yang sama, pekerjaan yang itu itu saja, teman yang dia lagi dia lagi, semua terasa membosankan. Hari demi hari terasa sama saja. Tidak ada yang spesial. Aku termasuk anak yang cepat bosan. Dan tidak pernah betah di suatu lingkungan dalam waktu yang lama. Semasa banyak waktu luang dulu, aku selalu menyempatkan diri bersilaturahmi ke banyak rekan. Dimanapun. Dan itu menyenangkan. Sangat menyenangkan. Tapi bukan berarti aku tidak punya tempat untuk menetap. Saat ini ada 3 lokasi yang selalu rutin aku kunjungi: rumah, dan 2 tempat mengabdi. Rumah. Tempat yang selalu ingin aku tinggalkan. Sejak masa sekolah aku tidak pernah betah berada didalamnya. Bahkan dalam kondisi tertentu, aku merasa terancam. Tidak pernah tenang. Tapi anehnya, kemana pun aku pergi, sejauh apapun jaraknya, seberapa lama pun aku tak kembali, sebenci-bencinya aku pada tempat ini, rumah selalu aku rindukan...

#Journal98 - Pissssss

Kamis, 19 September 2019 Beberapa hari ini, aku tidak berdamai dengan diriku sendiri. Selalu saja ada pergulatan batin yang terjadi pada diriku. Yang selalu mengganggu pikiran. Yang selalu membuat hati gelisah. Tak perlu ditanya apakah tidurku nyenyak atau tidak. Namun pada hari ini, di malam hari tepatnya, ketika sedang berjalan menuju pedagang kaki lima untuk membeli pecel ayam yang sambalnya juara, aku mulai berdamai kembali. Kadang, beberapa peristiwa secara tak sengaja memunculkan memori-memori random. Kenangan-kenangan lama yang terlintas dalam pikiran begitu saja. Aku sedih dan bahagia dalam waktu yang bersamaan. Ahh sial, jurnal ini isinya cengeng semua. Yaa lagian namanya juga catatan harian, apalagi yang bisa diharapkan?

#Journal97 - Apalah Guna Sombong

Selasa, 15 September 2019 Allah menciptakan alam semesta ini tak terbatas. Agar kita sebagai manusia tahu batas. Kita ini manusia, makhluk hidup yang tidak semua umurnya bisa mencapai angka 100 tahun. A pa sih yang kita tahu? Kata-kata dan segala ilmu pengetahuan kita ini, sungguhkah berguna pada saatnya nanti? Menimba ilmu secara perlahan, bagai berjalan tertatih langkah demi langkah dengan kaki yang pincang. Tapi kematian datang menyeruduk tak kenal ampun.