Postingan

Self Reminder

#Journal83 - Aku Sakit, Kau Tak Menjengukku

Rabu, 26 Juni 2019 Siapakah kita jika suatu saat sakit dan tak berdaya? Sakit adalah perkara yang sudah pasti dihindari oleh banyak orang. Beberapa waktu lalu seorang sahabat jatuh sakit. Namanya Ruben Bentiyan , biasa dipanggil Mang Randu . Dan tadi pagi Mang Randu baru saja diizinkan untuk pulang. Pulang sebagai pasien yang harus tetap beristirahat dan dirawat di rumah. Kita semua bisa mengalami apa yang dialami oleh Mang Randu dengan berbagai variasi: sakit yang berbeda atau hal lain, misalnya trauma, depresi, dipecat, masuk tahanan entah karena apa, dan lainnya, dan lainnya. Kalau kita mengalami itu, kehilangan seluruh kapasitas survival kita tersebut, pertanyaanya: daya dukung apa yang kita miliki? Dan seberapa panjang? Merenungkan hal ini mirip dengan ketika kita belajar ilmu sosial tentang masyarakat atau komunitas yang mengalami “ syok ” dan “ krisis ”. Lumrahnya, yang pertama-tama akan mendukung kita adalah keluarga. Tapi, berapa lama dan seberapa kuat kelu...

#Journal108 - Candu~

Kamis, 28 November 2019 Alhamdulillah beberapa waktu ini aku dan beberapa rekan dipercaya untuk mengemban amanah (yang sebenarnya belum selesai) . Cukup melelahkan. Belakangan aku tidak terlalu aktif dengan sosial media. Aku tidak terlalu update dengan teman-teman semasa sekolah dulu. Tau-tau ada yang nyebar undangan nikah. Tau-tau ada yang udah punya gelar. Tau-tau, ternyata aku tidak tahu banyak hal. Tapi positifnya, aku tidak terlalu kecanduan. Aku bisa menahan hasrat ingin pamer. Aku tidak terlalu kepo dengan kehidupan orang lain. Dan yang terpenting, aku tidak memaksakan standar bahagiaku. Serius men . Hal-hal seperti ini kadang dianggap sepele oleh kebanyakan orang. Padahal sebenarnya, hal-hal sepele seperti inilah yang mengganggu banyak pikiran orang, disadari ataupun tidak. Apakah Anda salah satu pecandu sosial media? Semoga saja tidak. Semoga~

#Journal107 - Bagai Masakan

Minggu, 10 November 2019 Beberapa waktu lalu, aku secara tak sengaja melihat foto-foto lama di dalam harddisk . Aku hanyut dalam tumpukkan kenangan. Aku tertawa. Sesekali merasa jijik. Kemudian aku merenung. Aku mulai mempertanyakan diriku sendiri. Kenapa dulu aku begitu enerjik? Kemana sosok Ferry yang periang dan tak mengkhawatirkan apapun (kecuali omelan mamah) ? Sesuram inikah aku yang sekarang, sampai iri dengan diriku sendiri di masa yang lalu? Apakah aku menjadi dewasa yang menyebalkan? Yaa. Kenangan bagiku bisa sangat memusingkan. Kenangan bisa dingin, seperti masakan. Yang kalau disajikan rasanya tak akan sama, bahkan mungkin sudah tidak enak. Atau bisa saja sudah basi? Kenangan juga bisa dihangatkan, persis masakan. Tinggal bagaimana cara kita menghangatkannya saja. Sebab kalau keliru, rasanya bisa fatal.

#Journal106 - "Paksa"~

Rabu, 23 Oktober 2019 Berdamai dengan diri sendiri itu perlu. Aku selalu mencoba mendorong diriku untuk masuk ke dalam lingkungan dimana pun aku berada. Berbaur dengan semua yang aku temui. Ya. Aku memaksa diriku menuju hal yang tidak nyaman. Istilah “paksa” memang agak kasar. Tapi sesekali kita pasti pernah menjalani hal yang tidak nyaman. Entah diri sendiri, atau keadaan yang memaksa. Ngomong-ngomong soal paksa, bukankah banyak hal yang terjadi di sekitar kita tercipta karena hal yang dipaksa? Dengan atau tanpa kita sadari, “dipaksa” dan “memaksa” adalah tindakan yang sudah cukup lumrah saat ini. Sebuah keterpaksaan yang membuat kita membiasakan diri, dan lama kelamaan akan dianggap lumrah bahkan wajar. Bukankah memang banyak hal yang awalnya adalah sebuah keterpaksaan? Aku mengambil contoh diriku. Waktu SD aku adalah anak yang biasa aja. Pendiam bahkan terkesan culun (sampai sekarang) . Ketika lulus SD, aku memasuki lingkungan sekolah yang sangat berbeda ketika ...